mengelola keuangan saat pandemi

Mengelola Keuangan Saat Pandemi? Ini Caranya

Satu hal yang pasti, kita tidak tahu kapan pastinya pandemi ini berakhir. Kita juga tidak tahu kapan kita masih bisa bekerja di perusahaan yang sama, menyadari bahwasanya banyak sekali perusahaan besar pun yang sudah merugi dan menyatakan tidak sanggup lagi menggaji karena tidak adanya lagi pemasukan. Apalagi perusahaan menengah dan kecil. Beberapa yang mampu bertahan saat ini, baiknya memang melakukan apa yang disebut dengan restrukturisasi keuangan. Berikut ini 4 cara bijak mengelola keuangan saat pandemi:

 

1. Pilah kembali pengeluaran yang kamu miliki, apakah bisa dirampingkan?

Pengeluaran kita saat ini biasanya akan dipengaruhi oleh pendapatan yang kita miliki, Nilai “cukup” tentunya bervariasi tergantung sudut pandang masing-masing orang. Ada yang mengatakan kalau Rp 6 juta cukup untuk sebulan, ada yang mengatakan Rp 12 juta baru cukup buat sebulan. Untuk mengelola keuangan kita, lihat kembali tagihan dan pengeluaran setiap bulan, catat dan sadari, manakah pengeluaran yang benar -benar penting, dan manakah yang sebenarnya hanya sebuah luxury atau kemewahan karena kita menolak untuk mengurangi gaya hidup?

 

2. Cek dana darurat, cukupkah untuk 12 bulan ke depan?

Dana darurat yang dimiliki setiap orang tentunya berbeda. Untuk saat ini, berapapun penghasilan dan pengeluaran, sebaiknya kamu bersiap sudah memiliki dana darurat untuk 12 bulan ke depan. Dengan asumsi, apabila terjadi pemutusan hubungan kerja, di masa pandemi ini akan sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan atau kesempatan baru, sehingga amankanlah urusan dapur Anda dengan dana darurat sebesar 12 bulan pengeluaran. Dengan demikian, Anda bisa merasa aman untuk 12 bulan ke depan, setidaknya ada ruang nafas sampai pandemi ini bisa tertangani dan roda ekonomi membaik. Apabila belum ada dana darurat sebesar 12 bulan pengeluaran, sisihkanlah dahulu sebagian gaji Anda lebih dari biasanya, untuk kesiapan dana darurat ini.

 

3. Restrukturisasi utang

Cicilan atau tagihan akan menjadi beban terberat yang harus Anda bayarkan setiap bulan, apalagi kalau Anda termasuk yang mengalami pengurangan gaji akibat work from home. Untuk itu datangilah bank atau institusi pemberi pinjaman, ajukan restrukturisasi. Baik waktu pembayaran dicutikan, diperkecil dan diperpanjang, atau negosiasi bunga pinjaman. Bank atau institusi pinjaman akan memberikan alternatif yang terbuka untuk kerja sama, demi menghindari NPL (non performing loan) atau gagal bayar yang besar. Untuk itu, jangan ragu atau malu mengajukan keringanan, apalagi dengan alasan pandemi.

 

4. Buatlah pos pos pengeluaran dan catat semua pengeluaran

Pos pos pengeluaran adalah satu langkah disiplin bagi kita untuk membuat budget atas segala pengeluaran yang ada. Akan terlihat dengan mudah di sini, pos mana yang sering mengalami bocor halus akibat ketidakdisiplinan diri sendiri. Kurangi jajan, dan cobalah untuk tidak terlalu tergoda dengan promo dari barang-barang yang sebenarnya tidak Anda perlukan. Kenali diri, apakah Anda benar-benar butuh atau hanya ingin? Apakah masih sesuai budget, atau sebenarnya sudah melebihi limit?

 

Compulsive behaviour sangat mungkin terjadi karena stres yang tidak disadari. Apalagi dengan alasan “mau membantu teman yang terdampak covid sehingga dia harus jualan”, Tidak pernah ada yang salah dengan membantu sesama, namun coba ukur kembali, apakah kita benar benar mampu untuk membantu, atau malah nantinya kita yang butuh dibantu? Perhatikan baik baik apa yang sebenarnya menjadi pengeluaran rutin kita. Berhematlah dan hitung ulang karena kita tidak akan pernah tahu apa yang bisa kita lakukan besok dari penghematan dan perhitungan keuangan sederhana yang telah kita siapkan sejak sekarang.#