Jenis-jenis Utang, Mana Yang Menguntungkan?
Tentunya kita gak ingin punya utang, malah kalau bisa hidup bebas dari utang supaya gak ada beban pikiran. Akan tetapi, kadang ada kebutuhan yang biayanya cukup besar sehingga mau gak mau membuat kita perlu berutang, misalnya pembelian rumah menggunakan KPR. Pertanyaannya, apakah berutang itu selalu buruk dan tidak menguntungkan? Untuk mengetahui apakah utang kita termasuk baik dan menguntungkan, kita harus mengelompokkan dulu jenis-jenis utang tersebut berdasarkan beberapa kategori:
Jenis-Jenis Utang Berdasarkan Waktu Pembayaran:
1. Utang menggulung
Untung utang jenis ini, semakin lama tidak dilunasi maka bunga yang dibayarkan menjadi semakin besar. Ini termasuk utang yang buruk dan perlu menjadi prioritas utama untuk segera dilunasi, karena pembayaran utang ini bisa mengganggu cashflow keuangan bulanan kita. Jadi seperti gali lubang tutup lubang tiap bulan deh kalau punya utang seperti ini, kapan selesainya? 🙁
2. Utang terjadwal
Utang jenis ini sudah ditentukan kapan saja waktu pembayarannya, berapa bunganya, dan berapa komposisi pokok utang dan bunga yang dibayarkan setiap bulan. Ini bisa termasuk utang yang baik dan menguntungkan karena dapat direncanakan pembayarannya sesuai dengan cashflow keuangan kita setiap bulan. Yang perlu diperhatikan adalah rasio besar utang yang dibayarkan terhadap penghasilan yang kita terima. Supaya keuangan tetap sehat, disarankan untuk mengalokasikan pembayaran utang sebesar maksimal sepertiga dari penghasilan kita.
Jenis-Jenis Utang Berdasarkan Penggunaan:
1. Utang konsumtif
Utang konsumtif berarti berutang untuk membeli barang / jasa yang habis dikonsumsi. Ini sebenarnya termasuk utang yang buruk, karena level keuangan kita belum cukup untuk membeli barang / jasa tersebut, dan nilainya pun akan berkurang hingga akhirnya habis.
2. Utang produktif
Utang produktif berarti berutang untuk membeli aset yang menghasilkan pendapatan, atau yang nilainya terus bertumbuh. Ini termasuk utang yang baik karena hasil utang tersebut bisa menambah kekuatan keuangan kita atau menambah nilai aset yang dimiliki. Yang perlu diperhatikan adalah apakah pengeluaran bulanan lebih besar dari nilai cicilan, dan apakah tingkat pertumbuhan nilai lebih tinggi dari tingkat suku bunga yang harus dibayarkan.
Dilihat dari utang berdasarkan penggunaan, sebenarnya bank melihat utang KPR untuk rumah yang ditinggali sebagai utang konsumtif, karena diperuntukkan untuk keperluan pribadi, bukan utang usaha. Namun, dalam pengelolaan keuangan pribadi, utang ini bisa dimasukkan sebagai utang produktif karena menambah nilai aset, dan biasanya tingkat pertumbuhan nilainya lebih tinggi dari tingkat suku bunga.
Selain itu, utang produktif juga sebaiknya hanya untuk membeli aset yang defensif seperti properti, baik untuk ditinggali atau disewakan. Jangan gunakan utang untuk membeli aset investasi seperti saham dan turunannya, karena memiliki fluktuasi nilai yang tinggi. Bukannya untung, bisa jadi kita malah terjerat pembayaran utang, sementara nilai aset investasi juga tidak bertambah karena pasar yang sedang naik-turun.
Jadi, apakah utang yang kamu punya sekarang sebenarnya menguntungkan?#