
Setelah pembahasan kita mengenai KPR, Kali ini kita akan membahas mengenai Kredit Kendaraan Bermotor atau KKB. Sesuai dengan namanya, Kredit kendaraan bermotor (KKB) merupakan cara kredit mobil/motor bila tidak ingin membayar tunai. Beberapa bank ada yang menggunakan istilah Kredit Kepemilikan Motor/Mobil atau disingkat KPM, tergantung kebijakan masing-masing institusi.
Pembelian kendaraan dapat meningkatkan produktivitas kita, memudahkan perjalanan dan berpotensi mengurangi biaya transportasi apabila profesi kita sangat mobile. Namun sebagai aset, nilai dari suatu kendaraan akan menurun sejalan waktu, ini karena kendaraan adalah aset yang akan habis daya gunanya pada suatu saat.
Oleh karena itu kredit kendaraan bermotor termasuk hutang konsumtif, karena tidak meningkatkan net worth value kita, selain terkena bunga juga nilainya semakin berkurang. Namun sisi positifnya adalah kredit kendaraan bermotor merupakan hutang yang terjadwal.
KKB sebagai hutang terjadwal berarti bisa direncanakan besaran dan lama pembayarannya. Apabila memang dibutuhkan, kita bisa menyesuaikan dengan kondisi cashflow kita. Bagaimana kita tahu bahwa cara kredit mobil ini tepat dengan kondisi keuangan kita?. Untuk memutuskan apakah kita perlu mengambil KKB dapat dilihat dulu dari rasio likuiditas aset dan kondisi cashflow bulanan kita.
Bila likuiditas aset rendah (tidak memiliki cukup banyak uang tunai ataupun aset lancar untuk kebutuhan dana darurat) dan cashflow bulanan masih longgar, sebaiknya memanfaatkan KKB. Namun apabila likuiditas aset tinggi (memiliki uang tunai atau aset lancar lebih dari kebutuhan dana darurat) sebaiknya membeli dengan uang tunai.
Bagaikan dua sisi mata uang, KPM juga membuat kita dilema antara kebutuhan kita untuk mobilitas ataupun menambah utang konsumtif kita.#