mengatur keuangan bulanan

Saat mengatur keuangan bulanan, ada 5 hal penting yang perlu diatur agar pendapatan yang kamu miliki tidak lekas habis dan sesuai dengan porsinya. Salah satu penyebab utama terjadinya kesalahan dalam mengatur keuangan bulanan adalah kesalahan dalam menghitung cash flow. Menghitung cash flow tidak hanya sekedar menghitung uang kas masuk dan keluar, namun juga mengatur keuangan bulanan sesuai rencana.

Nah, apa saja yang harus kamu perhatikan saat mengatur keuangan bulanan dan bagaimana cara menghitung cash flow yang benar?

1. Pengeluaran Rutin Bulanan

Pengeluaran rutin bulanan meliputi biaya untuk makan, transportasi, dan biaya hidup lain yang memang rutin atau harus dikeluarkan. Gas, listrik, dan pulsa telepon bisa termasuk di dalamnya. Besaran pengeluaran rutin bulanan ini sebaiknya tidak melebihi 50% dari gaji. Sekitar 30-40% adalah angka yang ideal, dengan catatan ada cicilan yang harus kita penuhi juga. Cicilan di sini adalah berupa cicilan rumah atau kendaraan bermotor, bukan cicilan kartu kredit ya.

2. Pembayaran Cicilan

Pembayaran cicilan idealnya adalah sebesar 30-35% dari pendapatan. Lebih dari itu biasanya akan sulit untuk bisa mengajukan KPR atau KPM lagi karena bank akan melihat batas kredit hanya sampai maksimum 40% dari gaji, tergantung dari kebijakan setiap bank. Oleh karena itu, perhatikan baik-baik berapa besaran cicilan yang sudah kamu ajukan dan kamu harus bayar setiap bulannya. Apalagi kalau kamu punya cicilan utang kartu kredit, maka berhati-hatilah mengenai jumlah cicilan ini.

3. Dana Darurat dan Asuransi

Kamu akan butuh kesiapan dana untuk masa sulit. Akan ada masanya di mana kamu membutuhkan kesiapan dana tunai yang likuid, untuk kebutuhan-kebutuhan mendadak yang tidak terduga. Misalnya keluarga yang tertimpa kemalangan, atap bocor, kamu terpaksa pindah dari kos-an kamu, sakit yang tidak dicover BPJS, dan hilangnya penghasilan akibat pemutusan hubungan kerja.

Kamu setidaknya harus siap memiliki dana darurat sebesar 3 bulan dari penghasilan. Dengan asumsi dalam waktu 3 bulan, kamu sudah bisa memiliki pekerjaan baru. Tapi kalau kamu memiliki tanggungan, misalnya harus membantu adik, atau orangtua, atau sudah memiliki pasangan, sebaiknya miliki dana darurat sebesar 6 bulan dari gaji. Kalau belum memiliki dana darurat, sisihkan sedikitnya 10% dari penghasilan kamu sekarang, untuk menabung dana darurat ini.

Asuransi di luar BPJS juga perlu kamu miliki, karena ada beberapa hal yang tidak ditanggung oleh BPJS yang bisa kamu dapatkan manfaatnya dari asuransi swasta. Apalagi kalau kamu salah satu tulang punggung keluarga, maka lengkapi juga dengan kepemilikan asuransi jiwa selain dari asuransi kesehatan.

4. Gaya Hidup

Berapapun gaji yang kamu miliki, pasti tidak akan pernah cukup untuk memenuhi gaya hidup. Gaya hidup bisa berupa makan di restoran tertentu, rutin menikmati kopi di kafe tekenal, dan hal-hal lain yang sebenarnya di luar kebutuhan dan pengeluaran rutin kamu.

Gaya hidup ini justru adalah penyebab tertinggi gaji selalu habis ditengah bulan. Kalau memang kamu merasa kalau gaya hidup adalah sebagian dari kebutuhan karena kamu membutuhkan networking, maka alokasikan dana khusus untuk pemenuhan gaya hidup ini, sebesar maksimum 15%. Karena kalau tidak, maka hidup kamu akan selalu berkekurangan, sementara kamu masih memiliki banyak kewajiban untuk dipenuhi.

5. Investasi

Pepatah ‘menabung pangkal kaya’ sudah pasti tidak berlaku lagi. Penyebabnya adalah inflasi dan biaya administrasi yang akan menggerus uang tabungan yang kamu simpan di bank. Kalau ingin aset kamu berkembang, maka kamu harus mulai berinvestasi.

Instrumen investasi yang tepat akan mampu membantu kamu memiliki aset yang berkembang, sehingga tidak akan tergerus oleh inflasi. Besarannya memang tergantung bagaimana tujuan keuangan yang kamu miliki, namun setidaknya kamu perlu menyisihkan 10-15% dari pendapatan kamu untuk investasi, sehingga nilai ini akan berkembang menjadi lebih berharga di masa mendatang.

Sebagai pemula, kamu bisa memulai dengan membuat pos-pos keuangan, atau sering juga disebut dengan amplop keuangan. Bagi semua pengeluaran kamu ke dalam pos-pos atau amplop keuangan ini, sesuai dengan porsinya. Dan jangan lupa disiplin! Jangan karena satu pos keuangan tertentu sudah menipis, maka kamu akan mengambilnya dari pos keuangan lain.

Buatlah skala prioritas tentang apa yang benar-benar penting, dengan apa yang hanya keinginanmu saja. Kamu tidak akan pernah tahu, apa yang kamu selamatkan nantinya dengan investasi yang kamu lakukan hari ini.

#