Dana Darurat Sebaiknya Disimpan dalam Bentuk Apa?
Dana darurat adalah dana yang kita persiapkan untuk kondisi darurat. Kehilangan salah satu sumber penghasilan karena PHK, kecelakaan sehingga mengakibatkan terputusnya penghasilan, hingga keluarga yang sakit adalah sedikit dari beberapa kondisi yang membutuhkan dana darurat. Jadi, kita harus bisa menaruh dan membagi dana tersebut ke instrumen keuangan yang bersifat liquid atau mudah dicairkan.
Akan kurang bijaksana apabila menyimpan dana darurat dalam bentuk tabungan. Apalagi kalau jumlah kebutuhan akan dana tersebut sangatlah besar.
Contoh kasus:
Asumsi keadaan negara baik-baik saja dan ekonomi juga berjalan seperti biasa, tidak ada pandemi, maka menyimpan uang dalam bentuk tabungan di bank sebesar Rp. 48 juta menjadi terlalu besar. Jangan pernah menyimpan dana darurat ke dalam bentuk instrumen investasi yang tidak liquid atau tidak mudah dijual seperti saham atau aset property. Oleh karena itu, dana darurat dapat disimpan ke dalam 3 bagian, yaitu:
1. Tabungan
Jika nominal dana tidak terlalu besar, maka menyimpan di tabungan bisa dijadikan pilihan.
2. Logam mulia
Logam mulia sendiri termasuk instrumen investasi yang liquid karena diterima di mana saja, bahkan beberapa gerai pembelian online logam mulia memberikan garansi pembelian kembali apabila kita membutuhkan dana cash cepat.
3. Reksadana pendapatan tetap
Namun ada baiknya hati-hati dalam memilih instrumen investasi, karena belum tentu suatu instrumen investasi memiliki kinerja baik, atau ternyata suatu instrumen investasi itu tidak sesuai dengan profil risiko yang kamu miliki.
#